Penghargaan DDS oleh PMI Kabupaten Jepara
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jepara memberikan penghargaan kepada para pendonor darah sukarela. Penghargaan tersebut diberikan kepada para pendonor darah sukarela yang telah mencapai >10 dan >25 kali. Mengingat kebutuhan darah di Kabupaten Jepara sesuai perhitungan Palang Merah Indonesia (PMI) sebanyak 18.000 kantong setiap tahunnya. Jika bisa mencapai angka itu, kebutuhan darah di Jepara relatif bisa terpenuhi. Para penyumbang darah di semua komunitas memiliki peran besar dalam mencukupi kebutuhan darah. Karena ketercukupan suplay darah di Kabupaten Jepara masih bergantung besar pada Donor Darah Sukarela (DDS).
Hal itu mengemuka dalam temu pendonor darah sukarela yang berlangsung di Pendapa Kartini, Selasa (18/9). Acara yang dihadiri Bupati Jepara Ahmad Marzuqi, perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, dan para pendonor dari seluruh kecamatan di Jepara, PMI Provinsi Jawa Tengah.
Disampaikan oleh Ketua PMI Jepara Sutedjo S Sumarto bahwa, para pendonor yang yang diundang adalah mereka yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 10 kali (145 orang), 25 kali (61 orang), 50 kali (enam orang), dan 75 kali (satu orang). Selain itu ketua paguyuban pendonor darah (20 orang).
“Target perolehan darah dalam setahun 18.000 kantong. Sehingga rata-rata tiap bulan butuh 1.500 kantong. Biasanya ada sedikit kekurangan saat Ramadan, namun pada 2018 ini bisa dicukupi,” kata Sutedjo.
Satu-satunya yang sudah mendonor 75 kali adalah Siti Mathurotun (54), warga Desa Bawu Kecamatan Batealit. “Saya sudah mendonorkan darah sejak tahun 1980. Saat itu di Kudus. Dan rutin sampai sekarang sudah 75 kali,” kata Siti Mathurotun.
Pengurus PMI Jateng Thobari mengatakan, sesuai ketentuan, untuk yang sudah mendonor 10-25 kali penghargaan dilakukan oleh PMI kabupaten/kota yang diserahkan bupati/wali kota. Untuk yang mendonorkan 50-75 kali penghargaan dilakukan PMI provinsi dan diserahkan gubernur. Sedangkan yang 100 kali atau lebih oleh PMI pusat dan biasanya diserahkan presiden di istana negara.
“Dalam donor darah, ada semangat kebersamaan dan jiwa saling membantu. Tak ada pabrik darah. Satu-satunya yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan darah adalah menyumbangkan darah,” kata Thobari. Ia menyatakan, kegiatan temu pendonor ini penting sebagai media pendidikan sekaligus ajakan ke masyarakat untuk aktif mendonorkan darahnya.
Komentar